THE DEFINITIVE GUIDE TO REFORMASI INTELIJEN INDONESIA

The Definitive Guide to reformasi intelijen indonesia

The Definitive Guide to reformasi intelijen indonesia

Blog Article

Kreatif: Dalam pengertian personil Satgas harus kaya akan ide, tidak pernah kehabisan akal dalam menghadapi dan menyelesaikan berbagai masalah

Cara pandang Soeharto terhadap ancaman yang muncul saat itu menjadikan intelijen tidak hanya sebagai instrumen politik, tapi juga menjadikan intelijen sebagai konsolidasi militer.

Data sekunder juga dikumpulkan dari berbagai pihak untuk mengimbangi informasi baik dari berbagai dokumen resmi yang dikeluarkan oleh lembaga intelijen maupun dari luar lembaga intelijen (triangulasi information).

Langkah pertama adalah dengan memperbaiki intelligence cycle, Langkah kedua yang dapat ditempuh dalam penguatan intelijen negara adalah dengan memperkuat dan memperat koordinasi intelijen negara, terutama lewat Kominda.

Sukarno's balancing act of "Nasakom" (nationalism, religion and communism) were unravelled. His most important pillar of aid, the PKI, were efficiently eliminated by one other two pillars—the army and political Islam; and the army was on how to unchallenged ability. In March 1968, Suharto was formally elected president.

Proper radical teams, particularly People in political businesses that promote the discourse of Islamic legislation; and

Selain melakukan pekerjaan intelijen, Baintelkam dan Satintelkam juga melayani masyarakat terkait beberapa hal yaitu:

Reformasi intelijen terkait dengan kerahasiaan intelijen harus dapat memperkuat tingkat kerahasiaan rahasia intelijen agar tidak bisa diakses oleh sembarang orang atau pun user lain selain person yang memeberikan preparing dan direction

[14] In addition it supervises operational readiness among the all instructions and conducts defence and protection functions on the strategic degree in accordance with insurance policies with the TNI commander. Environmentally friendly berets are worn by its personnel, and it is the major essential warfare fight device in the Indonesian Military.

Lembaga intelijen sendiri justru dianggap terlibat mengambil bagian dari agenda “politisasi vaksin.” Beberapa waktu lalu BIN bersama mantan Kemenkes Terawan memaksa agar vaksin nusantara segera mendapatkan pengakuan dari BPOM. Dengan label “karya anak bangsa” banyak pihak (termasuk BIN) memaksa BPOM untuk melakukan uji lebih lanjut.

During the Soekarno period, the obstacle with the intelligence Group was Together with the BKI coordination procedure at the level of institutional leadership (such as the Head on the Legal professional Basic’s Place of work and also the Army Leadership) who were not Energetic in specialized coordination things to do. In follow, leaders generally appoint officers not capable to produce immediate decisions or of reduced rank. Therefore, BKI, which was proven depending on Government Regulation no. sixty four of 1958, was only klik disini below a yr old. President Soekarno then fashioned BPI by means of Government Regulation no.

Hal ini juga disampaikan oleh Awani, yang menekankan perlunya tanggapan cepat terhadap ancaman siber seperti disinformasi dan manipulasi details.

UU tersebut juga mengatur batas-batas dan ketentuan-ketentuan lebih lanjut mengenai tugas dan fungsi intelijen.

Belum tercapainya stabilisasi politik memberikan kesempatan kepada elit politik untuk tidak menganggap masalah terorisme sebagai ancaman serius. Keempat adalah lemahnya penegakan hukum di Indonesia, bahkan cenderung tidak adil.[one]

Report this page